Pesan motivasi merupakan suatu hal yang sangat penting bagi semua orang, terutama yang sedang dalam titik terendah mereka. Kata-kata Motivasi selalu berisi tentang pesan positif yang diharapkan mampu memotivasi banyak orang tentunya. Tentunya pesan positif diharapkan mampu melawan atau menghilangkan emosi negatif yang ada pada setiap orang.
(Sumber: osc.medcom.id )
Toxic Positivity merupakan suatu kondisi dimana seseorang menuntut dirinya sendiri atau orang lain untuk berpikir positif dan juga bersikap positif sepanjang waktu dengan tujuan menolak emosi negatif. Orang yang mengalami Toxic Positivity akan merasa bahwa berpikir atau bersikap positif dapat membantu dalam menyelesaikan setiap masalah.
Saat seseorang yang sedang tertekan atau berduka memaksakan diri untuk tetap positif atau senang, bahkan mungkin mencoba pura-pura positif sampai hal itu sungguh-sungguh terjadi, kecenderungan yang terjadi adalah seseorang menyalahkan diri sendiri karena tidak sesuai ekspektasinya yang bersumber dari ekspektasi masyarakat. Penyalahan diri ini bersisian dengan rasa kecewa akibat harapan tak tercapai yang ujungnya menjadi tambahan perasaan negatif dalam diri seseorang.
Emosi sendiri merupakan suatu reaksi atau perasaan dari diri sendiri terhadap sesuatu atau kejadian. Saat kita tidak menyukai sikapnya, maka kita akan otomatis marah ke mereka, jika kita merasa kecewa kepada pasangan, maka emosi yang timbul adalah rasa kecewa dan sedih. Namun bagaimana jika kita menahan emosi yang alami tersebut dengan sebuah emosi positif? Jika itu terus di pendam,terus berpikir positif, emosi marah, sedih, kecewa semua dipendam dan digantikan dengan emosi atau pikiran positif, tentunya itu akan menyebabkan penyakit yang lebih berbahaya. Dikutip dari alodokter.com, memendam emosi dapat mengakibatkan melemahnya imun hingga resiko tinggi terkena stroke dan serangan jantung
Hidup ini tidak selalu positf, semua orang memiliki pengalaman buruk, menghadapi banyak kejadian yang menimbulkan luka, menimbulkan bekas yang bahkan tidak bisa hilang. Namun, seperti itulah emosi itu dibuat. Perasaan sedih, kecewa, atau marah dibuat oleh Yang Maha Kuasa agar batin kita merasa puas, sehingga kita dapat dengan tenang menerima yang akhirnya kita dapat berdamai dengan diri sendiri.
Namun, itu tidak semerta-merta membuat kita tidak boleh berpikir positif. Kadang disaat kita sudah mampu untuk berdamai terhadap suatu kejadian, maka lihatlah dan bulatkan tekad lalu berpikir positf, dan optimis, bahwa kedepannya kita tidak akan masuk ke lubang yang sama. Namun kadang, ada beberapa suatu emosi yang terlalu besar yang perlu metode khusus untuk melawannya. Metodenya dapat berupa pergi ke Psikiater, Bimbingan Konseling, maupun teknik Self-Healing.
Salah satu tips yang saya tahu tentang berdamai adalah mengakui emosi yang sedang kita alami. Kadang banyak orang yang tidak mau mengakui bahwa mereka sedang kecewa atau sedih, mereka menanamkan pikiran bahwa mereka sedang baik-baik saja. Padahal batin kita sendiri sedang meronta terhadap emosi yang dipendam atau tidak diakui tersebut.