Minggu, 29 Agustus 2021

FOMO, Kenali sindrom kecanduan media sosial!

 


Pada zaman modern seperti ini, media sosial merupakan hal yang tidak dapat terlepas dari kehidupan sehari-hari. Baik itu remaja, dewasa, orang tua, bahkan anak-anak pun bermain media sosial. Media sosial merupakan platform dimana setiap orang bisa dengan mudah mendapatkan atau menyebarkan informasi. Tak hanya sebagai sarana informasi,  namun media sosial juga dipergunakan sebagai media hiburan dan tempat untuk mengunggah keseharian. Kalau kalian menggunakan media sosial untuk sarana apa aja, nih?

Terkadang, seseorang bisa merasa gelisah hanya karena belum mengakses medsos atau ketinggalan update terbaru. Nah, jika kalian sedang merasakan hal tersebut, bisa jadi itu merupakan gejala dari gangguan FOMO (Fear Of Missing Out).

Secara umum, FOMO dapat diartikan sebagai ketakutan akan ketertinggalan. Istilah ini pertama kali dikemukakan pada tahun 2013 oleh seorang ilmuwan asal Inggris bernama Dr. Andrew K. Przybylski.

Apa kaitan FOMO dengan Media Sosial?

Banyak orang yang menyepelekan FOMO, dimana seseorang terkena gangguan psikologis bermain media sosial yang telah menyebabkan adiksi atau kecanduan. Banyak orang yang terpapar FOMO namun tidak menyadarinya. Menurut Department of Psychology, School of Social Sciences, Nottingham Trent University, di Inggris, FOMO adalah suatu kondisi yang bisa menyebabkan orang berlaku di luar batas kewajaran di media sosial. Selain takut ketinggalan berita di media sosial, mereka juga terkadang sengaja memasang gambar, tulisan, atau bahkan mempromosikan diri yang belum tentu jujur hanya demi terlihat update.

Biasanya, pengidap FOMO didasari oleh pemikiran bahwa ingin menjadi orang lain. Penggunaan media sosial sekarang ini kerap dijadikan sebagai ajang eksistensi. Tidak sedikit orang yang ingin memperlihatkan kehidupan yang sempurna di media sosial, meskipun kenyataan nya tidak demikian.

Hal ini lah yang menyebabkan sebagian orang membandingkan hidupnya dengan orang lain yang terlihat luar biasa. Sehingga muncul perasaan dalam diri mereka yang mengatakan kehidupan yang mereka jalani tidak benar, dan menginginkan kehidupan orang lain yang ditampilkan di media sosial.

Gejala gejala FOMO :

* Tidak bisa lepas dari ponsel

* Menarik diri dari realita

* Terobsesi pada orang lain

Cara mengatasi FOMO :

* Identifikasi alasan yang membuat kalian takut untuk ketinggalan informasi

Contohnya, mungkin kita takut ketinggalan informasi karena merasa cemas, karena kita merasa kesepian, atau karena kalian merasa kalian harus terhubung terus kedunia luar, dll. Setelah kita mengenal dan memahami alasan tersebut, yang perlu kita lakukan adalah implementasi JOMO (Joy Of Missing Out), yaitu kita bisa mencoba untuk fokus mencari kebahagiaan dipilihan kegiatan yang sedang kita lakukan.

* Nikmati moment yang kalian jalani sekarang

Daripada membandingkan hidup kita dengan orang lain, lebih baik menikmati apa yang kita jalani sekarang. Jangan sampai saat kita sedang bersama teman atau keluarga, kita malah mengecek media sosial untuk mengikuti perkembangan aktivitas orang lain. Hargai dan nikmati apa pun yang kamu jalani sekarang. Kamu akan menyadari bahwa hidupmu di dunia nyata jauh lebih menyenangkan daripada dunia maya.

* Mencoba untuk berhenti bermain media sosial selama beberapa saat dan mencari kegiatan pengganti (detoxsocmed)

Memulai detoxsocmed memang tidak semudah membalik telapak tangan. Apalagi jika kamu memiliki banyak waktu luang. Maka dari itu, segera jauhkan ponsel atau gawai elektronik lainnya dari jangkauan. Terutama jika kamu sedang tidak punya banyak aktivitas.

* Jadwalkan kapan waktu kalian bermain media sosial.

Batasi penggunaan gawai dengan membuat jadwal atau menentukan batas waktu untuk mengecek media sosial, misalnya jam 12 siang dan 5 sore, serta tidak lebih dari 15 menit.Untuk mengisi waktu tanpa gedget atau ponsel, lakukanlah kegiatan positif yang menyenangkan, seperti berolahraga, memasak, atau membaca buku.

Nah, itu dia pembahasan FOMO dari FAD Buleleng. Jika rasa cemas akibat FOMO kamu tidak kunjung hilang, atau bila perasaan tersebut sudah dirasa mengganggu kehidupanmu dan hubunganmu dengan orang lain, ada baiknya kamu berkonsultasi dengan psikolog mengenai masalah yang kamu hadapi.

#SAMPAIJUMPA 

Sekian artikel kita hari ini, semoga kalian tetap semangat menjalani kehidupan penuh tantangan, xixixi bercanda, deng. Sampai ketemu DuoGek kawan-kawan!

0 komentar:

Posting Komentar