KESEPAKATAN AKSI ALPHA

Ayo Ikut Berpartisipasi Dalam ALPHA!

SOSIALISASI HERO

HIV AIDS, End Right Now!

TEMU RIANG ANGGOTA FAD BULELENG

Temu Riang Anggota FAD Buleleng Kedua yang dihadiri oleh badan pengawas, anggota aktif FAD Buleleng, dan anak-anak kurang mampu di wilayah Panji.

PEMILIHAN DUTA ANAK DAN SIDANG ANAK KAB. BULELENG 2018

Lima Duta Anak Kab. Buleleng 2018.

LITERASI ALPHA

Awareness Let People Help Autism

Minggu, 07 Agustus 2016

Pembaharuan Pola Pikir Anak Melalui Permainan Tradisional


Jika kita berbicara tentang anak-anak hal pertama yang terbersit dalam pikiran kita adalah mainan. Mainan merupakan sahabat terdekat seorang anak. Banyak sekali permainan yang dapat diamainkan sehingga membuat anak-anak menjadi gembira sekaligus dapat meningkatkan daya pikir seorang anak. Daya pikir inilah yang nantinya akan berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan seorang anak. Daya pikir baik tentu akan menumbuhkan seorang anak yang memiliki kepribadian serta interaksi sosial yang baik dengan lingkungannya begitu juga sebaliknya anak yang terbiasa disirami dengan ilmu negatif akan munumbuhkan anak yang memiliki karakter negatif pula. Maka dari itu, perlu adanya penanaman hal-hal serta pengetahuan yang berbau positif terhadap anak agar kelak anak tersebut dapat tumbuh dan berkembang secara baik.
ilustrasi anak bermain


            Apa kaitan permainan dan pola pikir anak? Jika dihubungkan pola pikir anak sangat erat kaitannya dengan permainan yang akan mereka lakukan. Karena dengan cara bermainlah anak dapat menumbuhkan pola pikirnya sendiri. Permainan juga memiliki dapak positif negatif, bergantung pada permainan jenis apa yang dilakukan anak tersebut. Permainan ada banyak jenisnya diantaranya permainan tradisional dan permainan modern.


Permainan tradisional merupakan kekayaan budaya lokal yang seharusnya dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani justru tergeser dengan munculnya berbagai permainan yang dapat diunduh secara online di komputer atau gadget. Pada umumnya, permainan tradisional memiliki ciri kedaerahan asli sesuai dengan tradisi budaya setempat. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya, unsur-unsur permainan rakyat dan permainan anak sering dimasukkan dalam permainan tradisional. Dimungkinkan juga untuk memasukkan kegiatan yang mengandung unsur seni seperti yang biasa kita sebut dengan seni tradisional. Permainan tradisional memiliki ciri yang punya unsur tradisi dan berkaitan erat dengan kebiasaan atau adat suatu kelompok masyarakat tertentu. Kegiatan yang dilakukan harus mengandung unsur fisik nyata yang melibatkan kelompok otot besar dan juga mengandung unsur bermain sebagai landasan maksud dan tujuan dari kegiatan tersebut (Anonim, 2016).

anak bermain game online dengan media komputer
 Permainan modern merupakan permainan yang memanfaatkan teknologi didalamnya seperti play station atau game online. Sehingga kini permainan tersebut banyak digemari oleh anak-anak. Dengan munculnya permainan modern ini maka eksistensi permainan tradisional menjadi berkurang dan tidak menarik. Perkembangan zaman yang diikuti dengan perkembangan teknologi perlahan-lahan menggeser keberadaan permainan tradisional. Jarang sekali kita melihat anak-anak zaman sekarang memainkan permainan tradisional seperti petak umpet, egrang, conglak, lompat tali, gatrik, engklek, pesawat-pesawatan, layang-layang dan kelereng.

Namun dewasa ini anak-anak lebih suka bermain permainan modern dibandingkan permainan tradisional. Hal ini dikarenakan orangtua zaman sekarang lebih mendorong anak-anak mereka untuk mengenal permainan modern daripada permainan tradisional. Ini dibuktikan dengan kelincahan anak dalam menekan serta memainkan tombol-tombol pada layar gadget. Selain itu, sikap seorang anak tentu bergantung pada lingkungan sekitarnya. Ketika salah seorang saja memainkan gadget maka secara tidak langsung hal tersebut akan mempengaruhi anak-anak lainnya. Sehingga tidak dipungkiri, jika anak akan menjadi sosok yang individual serta sulit dalam berinteraksi sosial dengan lingkungan sekitarnya. Padahal jika dibandingkan dengan permainan tradisional, banyak hal-hal positif yang dapat diperoleh untuk pertumbuhan serta perkembangan daya pikir seorang anak. Melalui permaian tradisional seorang anak dapat belajar berinteraksi langsung dengan lingkungannya serta lebih mencintai budaya dan kearifan lokal yang telah dimiliki. Seperti pada permainan selodori dalam permainan ini terkandung banyak makna misalnya bagaimana cara mengatur strategi, menjaga kekompakan dan yang tidak kalah penting adalah sikap lapang dada dalam menerima kekalahan. Hal ini tentu saja memengaruhi pola pikir anak kedepannya.   
 
"ular naga" salah satu permainan tradisional anak
Jadi di zaman yang serba modern ini, permainan tradisional sangat perlu dilestarikan dan lebih diakrabkan dengan anak-anak. Mengingat begitu banyak manfaat yang bisa anak-anak peroleh dari permainan tradisional. Selain itu, melalui permainan tradisional dapat menjaga keajegan budaya tradisonal dan kearifan lokal. Yang mana budaya inilah yang akan dikenang sebagai cikal bakal bangsa Indonesia dari generasi ke generasi.

@Dee #iFADBuleleng_Crew 
©2016




Senin, 01 Agustus 2016

Tingkatkan Hak Partisipasi Anak, FAD Buleleng Rilis Blog FAD Buleleng dan Program PRIKSUS

31 Juli 2016. Bertepatan dengan Perayaan Hari Anak Nasional tahun 2016 yang diselenggarakan oleh Forum Anak Daerah (FAD) Kabupaten Buleleng bersama Badan KB-PP Kabupaten Buleleng, dirilis pula Blog FAD Buleleng dan dimulainya Program PRIKSUS (Perekrutan Istimewa dan Khusus). Perilisan tersebut langsung disampaikan oleh Ketua FAD Buleleng, Amarta Sadwika, saat menyampaikan sambutannya terkait peringatan HAN 2016.

Tampilan Blog FAD Buleleng

 “FAD Buleleng adalah organisasi dari, oleh, dan untuk anak-anak se-Kabupaten Buleleng. Namun sangat disayangkan, anggota FAD Buleleng sampai saat ini didominasi oleh anak-anak dari beberapa sekolah di Kota Singaraja saja,” kata Amarta saat menyampaikan sambutannya. Amarta menambahkan bahwa hal tersebutlah yang melatarbelakangi dimulainya Program PRIKSUS (Perekrutan Istimewa dan Khusus), yaitu guna menambah kesempatan bagi anak-anak di seluruh Kabupaten Buleleng untuk bergabung bersama FAD Buleleng dalam upaya pemenuhan hak partisipasi. Disebut istimewa karena perekrutan dilaksanakan tidak berbarengan dengan Pemilihan Duta Anak sebagaimana biasanya dilaksanakan setiap tahun. Disebut khusus pula, karena anak-anak yang diberikan kesempatan pun lebih menyeluruh termasuk anak-anak yang berkebutuhan khusus. Anggota hasil PRIKSUS pun nantinya mendapat hak istimewa dan hak khusus sesuai dengan keadaannya.

tampilan Laman PRIKSUS di blog FAD Buleleng

Guna memaksimalkan program ini, pada saat yang bersamaan dirilis pula blog FAD Buleleng yang beralamat di http://ifadbuleleng.blogspot.co.id. Dengan dirilisnya blog ini diharapkan FAD Buleleng menjadi lebih komunikatif dengan masyarakat.


“Kami berharap agar antusiasme anak-anak untuk bergabung dengan kami semakin besar,” kata Amarta sebelum melanjutkan dengan pembacaan hasil lomba-lomba BKA II, meliputi lomba debat, lomba menyanyi pop bali, lomba mesatua bali, dan lomba fashion show.

Rayakan Hari Anak Nasional 2016, FAD Buleleng selenggarakan Bahana Kreasi Anak II

Minggu, 31 Juli 2016 bertempat di Ruang TRRC SMA Negeri 1 Singaraja, Forum Anak Daerah (FAD) Kabupaten Buleleng menyelenggarakan Bahana Kreasi Anak (BKA) Buleleng II sekaligus merayakan Hari Anak Nasional 2016 yang jatuh pada 23 Juli lalu. BKA yang sejatinya telah dilaksanakan rutin sejak tahun 2015 itu merupakan ajang lomba-lomba untuk meningkatkan pemenuhan hak partisipasi anak dan secara tidak langsung memperkenalkan FAD kepada masyarakat umum.
Suasana Lomba Menyanyi

Penyelenggaraan BKA tahun ini mengambil waktu 2 hari, yaitu pada tanggal 24 Juli 2016 untuk pelaksanaan Lomba Debat tingkat SMA dan pada tanggal 31 Juli 2016 untuk pelaksanaan Lomba Menyanyi Pop Bali tingkat SMP, Lomba Mesatua Bali tingkat SD, dan Lomba Fashion Show tingkat SD. Selain pelaksanaan lomba-lomba, pada Penutupan BKA ini juga dirangkaikan dengan perayaan Hari Anak Nasional tahun 2016. Pada acara tersebut, tampak hadir Kepala Badan KB-PP Kabupaten Buleleng, Ketua LPA Kabupaten Buleleng, Kabid PP Badan KB-PP Kabupaten Buleleng beserta Kasubbid PUG dan staff, Kepala SMA Negeri 1 Singaraja, serta Ketua FORKOM OSIS se-Kabupaten Buleleng.

Ketua FAD Buleleng, Putu Amarta Sadwika Sukma, pada saat menyampaikan sambutannya menyatakan ungkapan terimakasih dan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada seluruh peserta lomba dan orang tua yang telah dengan antusias mengikuti ajang ini. “Kami juga ingin mengucapkan terimakasih kepada SMA Negeri 1 Singaraja yang telah memfasilitasi kami dan mendukung terselenggaranya kegiatan ini,” kata Amarta. Pada kesempatan itu dirilis pula Blog FAD Buleleng dan Program PRIKSUS oleh Ketua FAD Buleleng.

Sementara Kepala Badan KB-PP Kabupaten Buleleng, dr. Ni Made Sukarmini, mengajak seluruh hadirin, khususnya orang tua, untuk senantiasa melindungi anak-anaknya dan secara aktif mendukung tumbuh kembang mereka melalui pengembangan minatnya. Beliau juga menyampaikan bahwa Kabupaten Buleleng telah mendeklarasikan siap menuju Kabupaten Layak Anak (KLA) pada tahun 2014 lalu. “Besar harapan kami bagi P2TP2A dan FAD Buleleng untuk tetap aktif dalam upaya-upaya perlindungan anak dan pemenuhan hak-hak anak,” pesan Beliau pada saat menyampaikan sambutannya.

Sambutan Kepala BKB-PP Kab Buleleng tentang Hari Anak Nasional 2016

Selain itu, pada acara ini dibacakan pula Suara Anak Bali tahun 2016 rekomendasi Hasil Mimbar Anak Bali X/2016 yang diselenggarakan di Tabanan, 13-15 Mei 2016 lalu oleh Duta Anak Kabupaten Buleleng tahun 2016 yang merupakan delegasi Kabupaten Buleleng pada ajang bergengsi tersebut. Penyerahan hadiah yang diiringi senyum dan tangis para peserta yang masih anak-anak ini pun menghiasi jalannya acara. Para pemenang lomba mendapatkan hadiah berupa Piala, Sertifikat, dan uang pembinaan. Acara ditutup dengan penampilan terakhir dari juara I Lomba Menyanyi Pop Bali dengan lagu Bungan Sandat yang memukau seluruh hadirin.