Selasa, 04 Juli 2023

RABIES

RABIES


1. Kasus Anak Rabies Kabupaten Buleleng

Sebuah kasus terbaru muncul dari media sosial @tribunbali dan artikel dari website yang

dimiliki oleh akun tersebut. Diberitakan pada Kamis, 15 Juni 2023 pukul 20.22. Seorang anak

berusia 5 tahun meninggal dunia dengan diagnosa rabies pada Sabtu, 11 Juni 2023. Ditemui

di rumah duka yang terletak di Banjar Dinas Lebah Mantung, Desa Pangkung Paruk,

Kecamatan Seririt, Buleleng, Bali. Diduga korban digigit oleh anjing peliharaannya sekitar 1

bulan yang lalu. Sayangnya lantaran merasa luka gigitan yang dialami oleh Riska cukup

ringan, orang tuanya tidak melarikannya ke rumah sakit atau puskesmas agar diberikan

Vaksin Anti Rabies (VAR). Padahal beberapa keluarganya telah memberikan saran, untuk

menghindari terjadinya rabies. Korban mengalami gejala khas yang mengarah pada rabies

seperti tidak bisa minum air, nyeri menelan, gelisah dan takut pada angin. Hingga akhirnya Ia

dilarikan ke Rumah Sakit. Selang beberapa jam dirawat, anak tersebut tidak dapat

diselamatkan. Akibat kejadian ini, 18 keluarga yang kontak erat dengan korban diberikan

VAR oleh Dinas Kesehatan Buleleng secara bertahap.

Dari Dinas Pertanian juga telah melakukan vaksinasi terhadap anjing-anjing yang ada di

Banjar Dinas Lebah Mantung. Pemerintah belum dapat menetapkan kasus rabies saat ini

sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Namun, penanganan secara optimal dari hulu sampai

hilir harus dilakukan.


2. Informasi terkait Rabies

Rabies (penyakit anjing gila) merupakan penyakit menular akut yang menyerang susunan

saraf pusat pada manusia dan hewan berdarah panas yang disebabkan oleh virus rabies,

ditularkan melalui saliva (anjing, kucing, kera) yang kena rabies dengan jalan gigitan atau

melalui luka terbuka. Penyakit rabies dapat menular kepada sesama hewan, hewan ke

manusia, atau dari manusia ke manusia. Penularan kepada sesama hewan maupun hewan ke

manusia sama sama melalui gigitan atau jilatan hewan yang mengandung virus rabies pada

luka. Adapun, cara penularan rabies dari manusia ke manusia melalui transplantasi kornea,

atau kontak air liur penderita ke mukosa mata. Selain itu, ada juga penularan rabies dari

manusia ke manusia melalui gigitan. Gejala yang mengarah pada rabies seperti tidak bisa

minum air, nyeri menelan, gelisah dan takut pada angin. Gejala awal rabies umumnya muncul

30–90 hari setelah seseorang tergigit hewan yang terinfeksi virus rabies. Namun, pada kasus

tertentu, gejala bisa muncul dalam hitungan minggu atau bahkan tahun. Tidak ada

pengobatan efektif untuk mengatasi infeksi rabies. Pengobatan penyakit dilakukan dengan

vaksin anti rabies (VAR) yang diberi tepat setelah mendapat gigitan. Pengobatan penyakit ini

bertujuan mencegah infeksi parah sampai berujung kematian.


3. Pandangan Anggota terhadap Kasus

Dari kasus tersebut kita ketahui bahwa penyakit rabies sangat berbahaya dan mematikan.

Penyakit rabies termasuk permasalahan anak yang urgent dan perlu diperhatikan karena,

diduga sudah banyak memakan korban. Tak hanya hewan peliharaan yang dapat

menyebabkan hal tersebut, tentu juga hewan liar dapat menyebabkan timbulnya penyakit

rabies. Banyak masyarakat yang memelihara hewan tetapi tidak pernah di vaksin rabies dan

tidak di rawat dengan baik. Hal itu dapat menyebabkan hewan tersebut liar. Beberapa kendala

penanganan yang dilakukan seperti :

- Tak mudah untuk meratakan vaksinasi yang didapat oleh hewan. Sebab, hewan liar

hidup berpindah tempat dan sulit untuk dijangkau ketika pemberian vaksin.

- Kurang adanya sosialisasi/pemaparan materi di internet tentang masalah rabies dan

edukasi mengenai vaksin anti rabies (VAR) gratis kepada hewan peliharaan yang

diberikan oleh beberapa dokter hewan.

Solusi terkait kendala :

- Mengadakan kerja sama dengan pihak kesehatan yang mengerti mengenai pemerataan

vaksinasi yang diberikan kepada hewan peliharaan maupun hewan liar.

- Menginformasikan dengan jelas terkait VAR gratis agar masyarakat tidak lagi

mengira bahwa mereka harus membayar untuk memberi vaksin kepada hewan

mereka.


4. Solusi

Penanganan kasus rabies dari anak untuk anak lainnya masih dalam lingkup terbatas. Solusi

dari kami Forum Anak Daerah (FAD) Kabupaten Buleleng untuk kasus anak-anak yang

terkena rabies :

- Dari masyarakat, harus selalu mengingatkan dan kenali daerah sekitar, jika memang

daerahnya banyak berkeliaran anjing liar yang dapat menimbulkan penyakit rabies.

- Membuat program di sosial media seperti pada hari Hewan Peliharaan Nasional,

membuat dan menyebarkan poster/pamflet tentang kesadaran akan adanya kasus

anjing rabies yang dapat membahayakan kita semua serta menginformasikan terkait

pentingnya pemberian vaksin anti rabies (VAR).

- Melakukan kunjungan ke puskesmas atau tempat vaksin anti rabies untuk ikut

membantu saat hari itu dengan mengajak masyarakat untuk vaksin. Masyarakat yang

telah vaksin dapat diberi hadiah atau mengikuti konten tiktok FAD, bertujuan untuk

menambah daya tarik masyarakat.

- Mengadakan sosialisasi bagi masyarakat yang mempunyai hewan peliharaan agar

segera di vaksin.

- Pemerintah atau dinas kesehatan harus lebih aware terkait adanya hewan liar, agar

segera diberi vaksin rabies.

- Mengedukasi masyarakat lewat media sosial tentang penanggulangan pertama jika

tergigit hewan yang tak diketahui asalnya maupun status kesehatannya. Pertolongan

pertama jika digigit anjing/kucing/kera adalah cuci luka bekas gigitan tersebut dengan

sabun dan air mengalir selama 15 menit, setelah itu pergi ke puskesmas/rumah sakit

untuk mendapatkan vaksin anti rabies (VAR). Pasien akan mendapatkan 3 kali

suntikan VAR.

0 komentar:

Posting Komentar